Sabtu, 10 Maret 2012

Money Management

T.Harv Eker, seorang Pakar Money Management dalam berbagai kesempatan pelatihan keuangan memberikan tips pengelolaan keuangan sebagai berikut :
1. Financial Freedom 10%, sebagai dana yang harus dialokasikan untuk jangka panjang ketika seseorang tidak mampu lagi bekerja dan berpenghasilan. Dapat juga dianggap sebagai dana pension atau dana hari tua. Dengan kekuatan teori time value of money serta dorongan inflasi akan menumbuhkan nilai financial freedom yang tampaknya kecil menjadi nilai yang cukup besar dalam keranjang investasi yang tepat.
2. Necessities 50%, sebagai dana konsumsi untuk kebutuhan dan keperluan rutin seperti makan, minum, pakaian, transportasi dan lain-lain. Dengan mencukupkan penghasilan untuk kebutuhan saat ini dalam prosentase tersebut diatas, maka kebutuhan jangka menengah dan panjang akan aman.
3. Long term saving for spending 10%, sebagai dana simpanan untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah di luar kebutuhan rutin seperti pengeluaran saat sakit, perbaikan kendaraan dan kebutuhan tidak terduga lainnya. Kedisiplinan dalam alokasi dana ini dapat menghindarkan diri dan keluarga dari posisi kritis/ krisis pada saat tertimpa kejadian tidak terduga.
4. Educations 10%, sebagai dana pendidikan keluarga yang meliputi anak-anak dan orang tua. Sebagai generasi yang akan datang alokasi terbesar dana pendidikan memang sebaiknya untuk anak – anak. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi para orang tua perlu upgrade pengetahuan melalui buku, seminar dan pelatihan.
5. Playing 10%, sebagai dana untuk bersenang-senang seluruh anggota keluarga dengan olahraga, menyaksikan pertunjukan kesenian dan berwisata rutin sebagai kebutuhan psikologis menuju pribadi yang seimbang jasmani rohani.
6. Charity 10%, sebagai dana yang perlu dialokasikan untuk orang lain, organisasi social, keagamaan diberikan secara tulus. Keberkahan dari alokasi dana charity akan menaungi seluruh harta yang dimiliki.
Enam poin money management diatas sebagai buah pikiran seorang pakar yang hidup di negara dan masyarakat sekuler/nonmuslim di Amerika dan Kanada. Poin nomor 6 sangat menarik untuk disimak bahwa ternyata dalam masyarakat sekuler/nonmuslim telah menjadikan dana charity 10% dari penghasilan sebagai gaya hidup untuk menggapai kehidupan sejahtera.
Money management seorang muslim perlu memodifikasi poin-poin tersebut diatas demi tercapainya tujuan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengharapkan ridla Allah SWT. Poin-poin yang disampaikan T.Harv Eker dapat dimodifikasi sebagai berikut :
1. Charity 2.5%. Pada sebuah hadits disebutkan agar bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit,sehingga seorang muslim perlu mengutamakan berzakat, infaq atau shadaqah sebelum mengalokasikan pendapatan untuk yang lain. Dari besarannya nilai 2.5% sebagai nilai minimal yang bisa diharapkan meningkat sampai 10% seiring dengan keberkahan dan efisiensi atas alokasi pengeluaran lainnya.
2. Financial Freedom 10%. Masa depan yang harus sudah disiapkan sejak awal untuk menyongsong hari tua yang sehat dan sejahtera secara lahir, batin maupun secara financial.
3. Necessities 60%. Dalam keluarga yang sedang tumbuh dan berkembang alokasi 60% untuk kebutuhan rutin masih wajar demi memenuhi kualitas makan, minum, pakaian,iuran listrik, air dan transportasi yang layak tanpa harus berlebihan.
4. Long term saving for spending 7.5%. Alokasi untuk antisipasi kebutuhan/ pengeluaran yang bersifat mendadak perlu dilakukan secara cermat agar tidak mengganggu alokasi dana untuk hari tua dan dana kebutuhan rutin.
5. Educations 15%. Demi mendapatkan kualitas pendidikan yang baik, alokasi dengan nilai tersebut sangat layak sebagai nilai minimal. Proporsi alokasi bisa ditingkatkan dengan efisiensi pos pengeluaran lain secara terencana.
6. Playing 5%. Kebutuhan alokasi dana untuk playing atau bersenang-senang harus tetap ada walaupun dengan porsi yang kecil. Diperlukan kreatifitas dalam memilih media rekreasi dan hiburan yang menyenangkan tanpa memerlukan biaya mahal.
Dengan money management yang baik seorang muslim diharapkan lebih bersemangat dalam bekerja menjemput rizki dari Allah SWT. Bersemangat pula dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT secara proporsional untuk kebutuhan saat ini dan kebutuhan hidup di hari tua. Setelah menyusun rencana diatas kertas perlu memohon petunjuk dan perlindungan kepada Allah SWT agar rencana tersebut sesuai yang diharapkan bahkan mendapatkan kemudahan dari arah yang tidak disangka-sangka dan direncanakan. Wallahu’alam bishawab.

Senin, 05 Desember 2011

Neraca Keuangan Keluarga

Neraca keuangan pribadi dan keluarga sebagaimana sebuah organisasi terdiri dari 3 akun utama meliputi Harta, Kewajiban dan Ekuitas/kekayaan bersih berdasarkan nilainya pada akhir tahun (per.31Desember)

Harta sebagai asset pribadi dan keluarga umumnya terdiri dari :
-          Kas, merupakan nilai uang tunai yang ada di dalam dompet atau di dalam laci rumah pada akhir tahun.
-          Bank,sebagai nilai saldo pada akhir tahun yang ada pada tabungan dan deposito di bank. Untuk mengetahui secara pasti nilai saldo dana tabungan maupun deposito sebaiknya rajin melakukan print buku tabungan dan konfirmasi saldo deposito termasuk nilai bagi hasilnya setiap akhir bulan/ akhir tahun.
-          Piutang, nilai piutang merupakan jumlah harta pribadi/keluarga baik tunai maupun non-tunai yang dipinjam oleh orang lain.
-          Tanah dan bangunan, menilai tanah dan bangunan bisa menggunakan slip tagihan pajak bumi dan bangunan terakhir dimana tertera NJOP (nilai jual objek pajak) atas tanah dan bangunan tersebut. Meskipun tanah dan bangunan diperoleh secara kredit dari bank atau dari pihak lain tidak ada salahnya diakui sebagai harta yang dimiliki.
-          Kendaraan, sebagaimana tanah dan bangunan adakalanya kendaraan baik sepeda motor maupun mobil diperoleh secara kredit. Nilai kendaraan dapat ditentukan dari harga perolehan awal atau nilai pasar wajar atas kendaraan tersebut.
-          Investasi, beranekaragam investasi yang dimiliki pribadi dan keluarga diantaranya asuransi, emas, reksadana, saham, obligasi dan lain-lain.  Asuransi jiwa,kesehatan atau umum dapat dinilai dari nilai klaim yang bisa didapatkan berdasarkan penilaian pada akhir tahun. Sedangkan investasi emas, reksadana, saham, obligasi dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tahun yang dapat diperoleh informasinya dari pengumuman resmi Anekatambang dan otoritas pasar modal atau manajer investasi penerbit reksadana, saham, obligasi.

Kewajiban pribadi dan keluarga umumnya terdiri dari :
-          Angsuran pinjaman tunai, merupakan nilai kewajiban atas pinjaman yang diperoleh dari kantor, teman, saudara, koperasi, bank dan lain-lain biasanya tunai berdasarkan nilai saldo yang belum terbayar hingga akhir tahun.
-          Angsuran pemilikan tanah dan bangunan, terkait dengan pencatatan harta diatas berupa tanah dan bangunan, maka nilai kewajiban angsuran adalah jumlah nilai angsuran yang belum terbayarkan dalam penilaian akhir tahun.
-          Angsuran kendaraan,seperti pada tanah dan bangunan, maka nilai kewajiban angsuran kendaraan adalah jumlah nilai angsuran kendaraan yang belum terbayarkan dalam penilaian akhir tahun.
-          Kewajiban lainnya, kewajiban ini biasanya bernilai kecil namun dari banyak transaksi sehingga kadang-kadang tidak terasa menjadi beban di kemudian hari apabila tidak dipersiapkan kewajiban bayarnya. Misalnya tagihan kartu kredit, apalagi jika memiliki lebih dari satu kartu, tagihan listrik, air, telepon, handphone dan internet yang akan jatuh tempo pembayarannya pada bulan depan perlu dipastikan saldo tagihannya pada akhir tahun.

Ekuitas/kekayaan bersih : sebagai penilai atau pembanding atas jumlah keseluruhan nilai harta dengan jumlah keseluruhan nilai kewajiban. Nilai ekuitas positif (surplus) jika jumlah harta lebih besar daripada jumlah kewajiban. Ekuitas bernilai 0 (nol/ impas) jika jumlah harta sama dengan jumlah kewajiban. Dan ekuitas negatif (minus/defisit) jika jumlah kewajiban lebih besar daripada jumlah harta.

Jumat, 21 Oktober 2011

Proses Perencanaan Keuangan

Perencana Keuangan akan membantu mengalokasikan dana seseorang, keluarga atau organisasi secara lebih sistematik dan spesifik melalui 6 langkah proses Perencanaan Keuangan yaitu ; Melihat situasi keuangan sekarang berdasarkan data-data yang ada, Menetapkan tujuan investasi, Melihat permasalahan yang dapat menghalangi dalam pencapaian tujuan-tujuan investasi tersebut,Mempersiapkan Perencanaan Keuangan secara tertulis, Menerapkan rekomendasi dalam Perencanaan Keuangan, Tinjauan secara teratur terhadap Perencanaan Keuangan yang telah disusun.
Dalam masyarakat yang tumbuh dan berkembang semakin kompleks, seseorang baik sebagai pribadi maupun keluarga dihadapkan dengan tekanan-tekanan, baik dalam karir, pekerjaan maupun lingkungan. Sementara situasi perekonomian yang cepat berubah disebabkan perubahan regulasi,pola produksi, pola distribusi, pola konsumsi dan pemberitaan media. Kebutuhan untuk membuat suatu keputusan keuangan pada saat yang tepat adalah sangat kritikal untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Suatu perencanaan keuangan dapat membantu suatu proses untuk perorangan, keluarga maupun organisasi dalam mengelola keuangan dengan melakukan identifikasi tujuan keuangan, data diri, data keluarga, data organisasi, analisa permasalahan, rekomendasi dan yang terpenting adalah membantu menerapkan perencanaan serta memantau hasil dari perencanaan tersebut. Perencana Keuangan akan membantu mengelola keuangan dalam hal menabung, membelanjakan, menginvestasikan, memilih produk-produk investasi dan produk asuransi, dan juga membantu mencapai tujuan keuangan.
Perencana keuangan adalah seseorang yang tugasnya membuat rencana keuangan baik dalam bentuk lisan maupun tertulis, dimana apabila rencana tersebut dijalankan,maka yang menjalankannya bisa mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan.
Seorang perencana keuangan yang baik juga harus bisa menyampaikan saran-saran keuangannya dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh kliennya yang belum mengetahui secara detail tentang keuangan.
Sebagian dari kita yang hidup dan bekerja mencari nafkah pasti memiliki sejumlah tujuan keuangan dalam hidup kita. Yang dimaksud tujuan keuangan adalah segala tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang akan datang, yang membutuhkan sebuah persiapan keuangan.
Banyak pihak telah telah merasakan manfaat dengan memiliki atau membuat rencana keuangan. Kekhawatiran serta pertanyaan yang meliputi masalah keuangan mereka di masa yang akan datang sebagaian besar telah terbantu dan terjawab dengan menggunakan Perencanaan keuangan.
Berhubungan dengan Perencana Keuangan akan memberikan ketenangan karena dapat mengetahui keadaan keuangan dengan bantuan professional untuk mencapai tujuan keuangan anda.
Perencanaan Keuangan dibuat secara personal sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Perencanaan Keuangan fokus pada efek psikologi dan finansial yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan finansial. Sebuah Perencanaan Keuangan yang komprehensif memberikan strategi jangka panjang serta perhitungan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan investasi.

Kamis, 20 Oktober 2011

Pilar - Pilar Perencanaan Keuangan

Sebuah Perencanaan Keuangan yang komprehensif idealnya memiliki 13 pilar atau area dari situasi keuangan. Pada prakteknya belum tentu seluruhnya diperlukan dalam perencanaan keuangan. Meskipun seluruh area masuk ke dalam sebuah Perencanaan Keuangan, bukan berarti perencanaan tersebut menjadi panjang, akan tetapi area-area tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pribadi/ keluarga/organisasi.

Susunan dari 13 area situasi keuangan tersebut adalah :
  1. Data pribadi atau informasi pribadi untuk pria atau wanita lajang. Bagi pria atau wanita berkeluarga perlu menambahkan data orang-orang dekatnya yang akan masuk dalam perencanaan keuangan ( istri, suami, anak, orangtua, saudara dll )
  2. Tujuan dan arah investasi, termasuk skala prioritas dari tujuan investasi tersebut serta kapan keinginan dari tujuan tersebut akan terlaksana.
  3. Mengidentifikasi permasalahan, termasuk didalamnya adalah biaya pendidikan anak, pembayaran pajak, penyakit parah atau penyakit menurun, faktor-faktor lainnya yang mungkin dapat menjadi permasalahan besar dimasa yang akan datang.
  4. Asumsi yang akan dipakai dalam mempersiapkan perencanaan keuangan seperti angka inflasi secara rata-rata, suku bunga dan hasil investasi yang diinginkan secara rata-rata, resiko yang dapat ditanggung, serta asumsi-asumsi lainnya yang dirasa perlu.
  5. Neraca keuangan serta total aset yang dimiliki. Sebuah analisa yang akan meliputi daftar kekayaan, aset dan kewajiban termasuk perhitungan dari total kekayaan bersih. Dengan daftar ini akan memudahkan Perencanaan Keuangan untuk mengetahui situasi keuangan saat ini sehingga dapat membantu dalam memberikan saran dan rekomendasi.
  6. Pengelolaan cashflow. Analisa dari laporan keuangan anda termasuk slip gaji dan penghasilan lainnya, serta seluruh biaya dan pengeluaran anda sehingga dapat terlihat lebih atau kurangnya penghasilan setiap bulan.
  7. Pajak penghasilan. Analisa dari laporan pajak termasuk pelaporan pajak tahunan serta perhitungan tabungan sebelum pajak. Pajak merupakan area yang sangat sensitif, sehingga peran dari Perencana Keuangan disini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh atau efek dari sebuah investasi terhadap aset dan pajak.
  8. Manajemen resiko. Termasuk didalamnya profil resiko seseorang /keluarga /organisasi terhadap pengaruh pasar ke aset dan investasi. Resiko lain yang harus dianalisa meliputi resiko kematian, penyakit akut, penyakit menurun, cacat tubuh yang memungkinkan berkurangnya penghasilan bahkan hilangnya penghasilan.
  9. Investasi. Daftar dari portofolio investasi yang telah dimiliki sekarang. Analisa dari portofolio meliputi alokasi portofolio, likuiditas aset, diversifikasi portofolio dan resiko investasi. Perencana Keuangan juga akan menganalisa apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan investasi.
  10. Kebutuhan khusus lainnya seperti perencanaan masa pensiun serta biaya pendidikan anak. Analisa keuangan yang dibutuhkan dimasa depan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Analisa tersebut meliputi berapa biaya kebutuhan tersebut sekarang, berapa proyeksi dimasa yang akan datang, kapan biaya tersebut dibutuhkan, sudahkah dana tersebut tersedia sekarang, apabila belum berapa besar cicilan investasi yang harus dimulai sekarang?
  11. Perencanaa warisan. Meskipun belum tentu semua orang membutuhkan perancanaan warisan akan tetapi sangat penting untuk melihat situasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta strategi untuk mengatasi situasi tersebut.
  12. Rekomendasi tertulis secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan dana investasi. Pemecahan akan seluruh permasalahan yang tertulis diidentifikasi serta rencana dalam penerapan rekomendasi tersebut.
  13. Jadwal penerapan rekomendasi diatas sesuai dengan skala prioritas yang telah disetujui.

Apabila ada area dari yang disebutkan diatas berada di luar wewenang Perencana Keuangan, maka Perencana Keuangan bertanggungjawab untuk merekomendasikan profesional lainnya serta berkoordinasi dengan mereka untuk mencakup area tersebut. Seluruh dokumentasi dengan profesional tersebut harus diikutsertakan dalam Perencanaan Keuangan termasuk nama professional tersebut serta jadwal tinjauan atas jasa yang akan diberikan.

Seluruh analisa dari sebuah Perencanaan Keuangan harus meliputi tinjauan dari fakta atau keadaan sesungguhnya sekarang, pertimbangan untung/rugi dari keadaan tersebut, rencana penerapan, jadwal waktu serta kesimpulan dan rekomendasi dari perencanaan tersebut.

Senin, 10 Oktober 2011

Dana Pensiun untuk Pegawai Swasta/ Wiraswasta

Pekerjaan paling favorit di Indonesia hingga saat ini adalah menjadi abdi negara sebagai pegawai negeri sipil, TNI, POLRI atau pegawai BUMN. Sebagian besar masyarakat yang berminat menjadi abdi negara dilandasi oleh pemahaman tentang terjaminnya penghasilan hingga hari tua dengan diberikannya uang pension. Berdasarkan hasil pencarian dari search engine internet “pension is an arrangement to provide people with an income when they are no longer earning a regular income from employment” dengan terjemahan bebas sebuah perencanaan/pengaturan untuk menyediakan sebuah pendapatan kepada orang saat tidak lagi menghasilkan sebuah pendapatan rutin dari sebuah pekerjaan.  
Pada hakikatnya dana pension para abdi negara dibentuk dari “pemaksaan” oleh system negara dengan memotong sebagian penghasilan yang diberikan saat ini untuk ditahan kemudian diberikan saat purna tugas. Kebaikan system kepegawaian yang diberlakukan oleh negara yaitu pemaksaan untuk memotong/ menyisihkan kemudian menyimpan sebagian penghasilan untuk diberikan saat purna tugas dapat dilakukan oleh perusahaan swasta atau oleh karyawan dan wiraswastawan secara mandiri. Negara memberlakukan system potongan secara disiplin, yaitu setiap memberikan gaji pada saat yang sama langsung memotong dan menyimpan untuk hari tua.
Perusahaan swasta, pegawai swasta atau wiraswasta yang ingin mengalokasikan dana pension hanya perlu memegang prinsip DISIPLIN.
Dalam membentuk dana pension mandiri hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan hidup ideal pada masa pension, alokasi secara tepat terhadap penghasilan saat ini, dan pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension tersebut.
Kebutuhan hidup ideal sekarang dibandingkan masa pension. Kebutuhan ideal saat ini yang dimaksud adalah kebutuhan hidup masa pension yang bisa jadi hanya 30% dibandingkan biaya hidup saat ini. Mengingat pengeluaran masa pension tidak sebanyak pengeluaran saat masih aktif bekerja. Tidak ada lagi biaya transport, biaya perlengkapan kerja dan yang berkurang secara significant adalah biaya pendidikan/ sekolah anak. Sebagai ilustrasi jika kebutuhan keluarga saat ini Rp 3.000.000,-(tiga juta rupiah) per.bulan maka pada saat pension bisa jadi tinggal Rp 1.000.000,-(satu juta rupiah) saja per.bulan. Tetapi yang perlu dipertimbangkan adalah laju inflasi yang bisa membuat nilai Rp 1.000.000,- bisa menjadi 10x dalam 20tahun kedepan. Maka saat tiba masa pensiun 20tahun kedepan dana pension yang harus disiapkan sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) perbulan atau Rp120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) pertahun. Dengan harapan hidup setelah pension 10tahun maka kebutuhan dana pension menjadi 10xRp 120.000.000,- = Rp 1.200.000.000,-(satu milyar dua ratus juta rupiah).    
Pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension. Dengan besarnya nilai pension kedepan maka diperlukan manajemen investasi yang tepat untuk penempatan dana. Banyak produk pension yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan bank dan non-bank seperti lembaga asuransi, jamsostek dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam memilih lembaga dan produknya adalah kemampuan angsuran peserta yang wajar dan kemampuan dana yang disimpan untuk mengimbangi bahkan melampai laju inflasi yang secara sunatullah pasti terjadi dalam skala makro ekonomi. Dengan memperhatikan kebutuhan dana pension sebesar Rp1.200.000.000,- untuk masa investasi 20tahun selama masa kerja dengan tingkat bagihasil investasi 25% pertahun diatas inflasi, maka iuran per.bulan kurang lebih sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah).  
Alokasi sebagian penghasilan saat ini untuk persiapan pension. Bagaimanapun pentingnya persiapan dana pension, kehidupan yang harus dijalani pada saat ini tetap harus diprioritaskan. Dengan menyisihkan dana pension sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah) tiap bulan saja tentunya sangat ringan dan pasti tidak mengganggu kebutuhan rutin keluarga. Sekali lagi yang perlu diperhatikan adalah DISIPLIN dan mulai tahun ini juga, karena factor inflasi dan bagi hasil sangat signifikan pengaruhnya terhadap waktu.
Perencanaan pension tersebut diatas bukan segalanya dalam kehidupan tetapi tidak ada salahnya melakukan rencana untuk memotivasi kerja, bersyukur atas rizki yang ada saat ini dan menikmati hasil kerja tanpa mengabaikan masa depan.

Rabu, 05 Oktober 2011

Bahaya banyak uang di kantong

Membawa banyak uang tunai di kantong atau dompet sungguh nyaman dan terasa aman. Dengannya kita dapat mudah berbelanja sewaktu-waktu atau terasa aman jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan secara tiba-tiba. Tetapi perlu disadari bahwa sesungguhnya membawa uang tunai dalam jumlah besar sangat berbahaya karena dapat mengundang praktik pencopetan dari luar maupun dari dalam. Pencopetan dari luar sudah jelas bahayanya jika tiba-tiba kantong yang terlihat tebal mengundang lirikan para pelaku criminal di keramain mall, pasar, halte bus dan lain-lain. Akan terasa sangat menyesal jika yang hilang bersama dompet dan uang didalamnya terdapat surat-surat penting seperti SIM, KTP, kartu ATM, kartu kredit dan lain-lain. Bisa jadi kehilangan surat penting lebih berat dari pada kehilangan uangnya karena akan menyita banyak waktu untuk pengurusannya kembali, belum lagi keperluan-keperluan yang memerlukan perlengkapan tersebut menjadi tertunda bahkan batal karena ketidak beradaannya surat-surat penting yang hilang.
Pencopetan dari dalam tidak kalah bahaya juga karena sifatnya yang halus dan kadang-kadang kurang disadari kehadirannya. Dengan membawa uang tunai dalam jumlah banyak kadang-kadang membuat kita gampang melakukan pembelanjaan atau pembelian yang sebenarnya tidak perlu. Meskipun belanjanya termasuk perlu tetapi bisa terlena dengan tidak melakukan tawar menawar harga pada saat melakukan pembelian karena merasa uang dikantong cukup untuk membayar harga yang disodorkan penjual. Modus yang lain kecenderungan untuk memilih barang yang berharga mahal tanpa membandingkan harga barang yang lebih murah walaupun fungsi dan kualitasnya tidak beda jauh. Pencopetan uang tunai dari dalam biasanya baru disadari setelah uang hamper habis sementara kebutuhan lain yang lebih penting belum terbeli. Penyesalan selalu hadir di belakang dan perlu disyukuri bahwa dengan adanya penyesalan mengandung arti kesadaran akan kesalahan yang telah dilakukan.
Demi menghindari bahaya membawa uang tunai dalam jumlah yang besar perlu memperhatikan hal-hal penting antara lain :
  • Perlunya budget harian atau mingguan sebagai pengeluaran rutin. Dengan demikian uang di kantong atau dompet sesuaikan dengan budget harian atau mingguan rutin. Cukupkan dengan anggaran yang ada atas seluruh pola konsumsi, transportasi harian/mingguan.
  • Perlunya budget pengeluaran incidental. Aktivitas incidental seperti belanja, servis mobil dan lain-lain perlu dipisahkan dari anggaran rutin harian/mingguan. Anggaran rutin akan aman dan anggaran incidental akan terukur.
  • Simpan kartu ATM di rumah. ATM yang harus disimpan dirumah hanya yang memiliki isi nominal besar. Walaupun isi dompet kecil tapi kalo dalam dompet ada ATM berisi nominal besar bisa-bisa tergoda juga untuk menggesek tanpa rencana.

Selasa, 04 Oktober 2011

Menabung & INVESTASI

Menabung dan berinvestasi memiliki  persamaan dan perbedaan sekaligus walaupun sebagian besar menganggap sama. Persamaan yang ada pada menabung dan investasi yaitu pengalokasian penghasilan atau harta yang dimiliki saat ini untuk tujuan hari yang akan datang. Sedangkan perbedaannya meliputi sarana, jangka waktu yang dialokasikan, keuntungan dan resiko.
Sarana. Sarana menabung dalam masyarakat tradisional seperti petani misalnya menabung hasil panen bulan ini untuk bulan bulan berikutnya dalam lumbung padi. Sarana tradisional lainnya seperti menyimpan uang dalam tabung bambu dan celengan terbuat dari tembikar atau kaleng.
Dalam masyarakat yang lebih modern menabung harta dan uang pada bank dalam bentuk deposito atau menyimpan emas. Adapun investasi memiliki sarana yang lebih banyak walaupun kadang-kadang tidak disadari oleh orang yang telah melakukan.
Sarana investasi antara lain asset tetap berupa emas, tanah, bangunan, lukisan berharga, barang antic dan lain-lain. Sedangkan asset yang tidak berwujud antara lain berupa surat-surat berharga seperti obligasi, reksadana dan saham.
Jangka waktu. Sarana menabung tersebut umumnya berorientasi dalam jangka pendek yaitu dalam 1 atau 2 tahun saja sedangkan sarana investasi berorientasi jangka menengah antara 3 - 5 tahun dan jangka panjang diatas 5 tahun.
Keuntungan dan Resiko. Keuntungan menabung dan investasi sangat banyak dibandingkan perilaku inefisiensi yang  boros tanpa antisipasi masa depan dengan baik. Bagaimanapun peribahasa hemat pangkal kaya dan larangan besar pasak daripada tiang masih relevan hingga kini. Keuntungan menabung dalam instrument tersebut diatas yaitu sifatnya yang likuid, mudah dicairkan juga tidak terkena biaya administrasi sebagaimana menyimpan uang di bank.
Kerugian menabung secara tradisional dana tidak tumbuh oleh pendapatan bunga atau bagihasil. Adapun resiko menabung secara tradisional adalah kehilangan uang secara mudah karena minim pengamanan yang memadai. Menabung dalam bambu atau celengan juga memiliki kelemahan tidak mampu menyimpan dana dalam jumlah besar. Sedangkan menabung pada bank dalam bentuk deposito sedikit lebih aman dibandingkan cara tradisional karena dilindungi oleh system perbankan yang modern.
Keuntungan lainnya dana yang ditabung di bank mendapatkan bunga/ bagi hasil. Tetapi resiko menabung di bank tetap ada yaitu macetnya dana apabila terjadi krisis keuangan dan perbankan. Perlindungan pemerintah hanya pada nilai Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah). Kerugian lain yang sering tidak disadari adalah nilai dana yang meskipun telah ditambah bunga dan bagi hasil tidak mampu mengimbangi inflasi.
Keuntungan investasi pada emas, tanah, bangunan, obligasi, reksadana dan saham dibandingkan pada deposito adalah kemampuan investasi bertahan dan bertumbuh diatas nilai inflasi. Kerugian investasi diantaranya memerlukan waktu yang panjang untuk dapat mendapatkan nilai pertumbuhan asset yang tinggi. Pendapatan yang tinggi dalam investasi disebabkan partisipasi yang dekat/ langsung dalam permodalan perusahaan. Tidak seperti bank yang menempatkan nasabah sebagai pemodal pasif dalam dunia usaha. Dengan partisipasi yang dekat/ langsung dalam permodalan perusahaan tentunya resiko investasi menjadi tinggi dibandingkan resiko menabung di bank. Manajemen resiko yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal dengan resiko minimal.
Dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya, menabung dan investasi perlu dikelola dengan komposisi yang proporsional untuk manajemen dana keluarga.